Sekilas Sejarah Desa Sumuran Desa Tertua di Batang Toru,

“ Kisah orang pertama yang datang ke daerah ini adalah Raja Adat Marga Siagian bernama Raja Laktosan Siagian sebagai Tokoh Pambukka Huta (pembuka kampung) asalnya dari Muara sekitar Danau Toba di Tapanuli Utara dan hijrah turun ke Desa Hopong di Sipirok  lalu hijrah ke Batang Toru  di Huta(Kampung) Parbotikkan di daerah Aek Pahu sekira di tahun 1790”, demikian diceritakan oleh Bp. H. Alidame Siagian Mangaraja Adat Siagian di Desa Sumuran, beliau masih keturunan langsung generasi kelima dari Raja Adat Marga Siagian (Raja Laktosan Siagian).

Raja Laktosan Siagian punya anak sebagai generasi kedua keturunannya namanya Raja Henopu Siagian, di tahun 1825 Raja Adat Marga Siagian menjadi Raja Ni Huta dan sebagai Kepala Kampung  yang pertama di Sumuran,  dan dari penjelasan Pak Haji Alidame Siagian bahwa dua generasi kedua Raja Adat Marga Siagian masih belum menganut agama apapun atau Animisme.

Photo bersama Bapak H.Ali Dame Siagian bersama Tim Bantudesa.id  dengan Jurnalis Desa Sumuran dan pendamping dari PT. Agincourt Resources 23/2/2022 ( sumber Photo Tardie Jurnalis Bantudesa.id )

Raja Henopu Siagian punya anak bernama Raja Maliun Siagian sebagai generasi ketiga dari keturunan Raja Laktosan Siagian yang mengemban amanah di Kampung Sumuran, saat itu sebelum 1920 nama Sumuran telah ada, dan saat itu Raja Maliun Siagian hidup diera tahun 1855-1920, dijelaskan Pak Haji Alidame Siagian, cucu dari Raja Maliun Siagian.

Di tahun 1920 anak dari Raja Maliun Siagian bernama  Rajab Siagian  meneruskan kepemimpinan Raja Siagian bergelar Mangaraja Sumuran, mulai saat itulah  Rajab Siagian memangku tugas sebagai Kepala Kampung,  resmilah kata Sumuran penyebutan nama daerah dimaksud yang menyatakan tempat, dulunya masyarakat tinggal di dataran tinggi, dan mengambil air di lembah tempat sumber air banyak sumur-sumur, Sumuran di daerah Aek Pahu disitiluh  dulu tinggal pertama, di pinggiran aliran Aek Pahu di hulu dimana daerah Kampung Parbotikkan tempat tinggal pertama hilirnya Aek Sumuran dan bermuara di Aek Sirara, bertemu dengan Aek Garoga, itulah asal muasal nama Sumuran asal nama bagi Desa Sumuran hingga saat ini.

Masyarakat Sumuran berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda dimana Mayoritas Penduduk yang paling dominan berasal dari Suku Batak, Jawa dan Nias. Sehingga Tradisi-tradisi Musyawarah mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa SUMURAN dan hal tersebut secara efektif dapat menghindari adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat. Pada masa Pemerintahan ini kegiatan Desa ini banyak digunakan untuk menata kelembagaan kelompok Masyarakat tersebut walaupun masih bersifat sederhana, mulai dari pembagian regu yang nantinya berkembang jadi Dusun dimana Desa ini terdiri dari Dua Dusun. Selanjutnya Perkembangan Sejarah Desa SUMURAN adalah Desa yang berkembang mengikuti perkembangan jaman hingga sampai dengan sekarang.

Nama-nama yang pernah menjabat Kepala Suku, Kepala Kampung & Kepala Desa di Sumuran adalah :

Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia

1. Raja Laktosan Siagian di tahun 1790 masih disebut Kepala Suku Pambukka Huta (Pembuka Kampung ) pertama di wilayah Sumuran dulunya Parbottikkan di Aek Pahu
2. Raja Henopu Siagian di tahun 1825
3. Raja Maliun Siagian di tahun 1855-1920 Mangaraja Sumuran
4. Rajab Siagian bergelar Mangaraja Siagian 1920 sampai menjelang kemerdekaan

Setelah Kemerdekaan

5. Maruddin Siregar  1946-1949
6. Nurasin Harahap 1949 -1971
7. JC. Simanjuntak    1971-1972 (PLT.Kades)
8. Makbun Pohan 1972-1974
9. Nurasin Harahap 1974-1984
10. Pardamean Hutapea 1984-1992
11. Ramli Matondang 1992-1994 (PLT Kades, Caretaker)
12. Pardamean Hutapea 1994 -1999
13. Ramli Matondang 1999-2004
14. Muhammad Yusuf Siregar 2004 – 2009
15. Ramli Matondang 2009 - 2010 (PLT. Kades)
16. Agus Salim Sianipar 2010 -2017
17. Madjen Sarwedi 2017-   2018 (PLT. Kades)
18. Sarman 2018-2023

Narasumber ; H. Ali Dame Siagian dan Fahri Harahap

(Liputan Oleh Safaruddin Siregar dan Tim Bantudesa.id)